Senin, 25 Februari 2013

aku yang terlupakan

Hanya dapat duduk dipinggir pusaraku…Sambil melihat peristirahatanku yang semakin hari semakin memprihatinkanmelihat rumput – rumput liar yang tumbuh seenaknya belum lagi tumpukan dedaunaan keringYang meyemakkan pandanganku.Nisanku pun sudah mulai keropos diterjang hujan deras dan panas yang teramat terikHingga ukiran namaku sudah mulai menghilang dari batu itu.Aku yang terlupakan…..Hanya dapat duduk termenung sambil melihat ke segala penjuru tempat ituBerharap akan ada seseorang yang menghampiriku,Namun telah lama mereka tidak datang kesini untuk membersihkan pusaraku,Menghiasinya dengan taburan bunga – bungamemberikan air mawar sebagai aromatherapinyadan memanjatkan doa sebagai kedamaiannya.Entah apa yang membuat mereka tidak pernah menemuiku lagi,Kesibukan kah atau kelupaan mereka akan diriku?Akupun tak tahu!!!!Pandanganku beralih pada seseorang yang sedang berdoaTepat dibelakang makamku…Menaburkan bunga – bunga penuh dengan rasa haru dan ikhlas…Membersihkan dan memperindah makam itu.Terlihat seorang bocah kecil memakai baju putih yang tersenyum bahagiaMelihat semua itu…Membisikkan ucapan terimakasih tepat ditelingan lelaki paruh baya itu,Yang ternyata itu adalah ayahnya.Sebuah bisikan yang takkan pernah didengar oleh lelaki itu.Dengan tetesan airmata aku membuang wajahkuUntuk melihat semua itu.Sungguh bahagia gadis kecil itu!!!Sore ini, hujan turun lagiNamun aku belum juga beranjak untuk berteduhKarena tanpa payungpun aku tidak akan pernah kebasahanAku masih terus menunggu dan menangis!!!Tapi percuma tak ada seorangpun yang datang!!!Hanya airmata yang mengalir dipipiku bersama dengan rintik – rintik hujan….Tak lama kemudian, hujan mereda…Hembusan angin berdesir lembut dan menyejukan…“ Angin….. maukah kau menolongku untuk menerbangkan dedaunan kering iniDari tempatku? Karena aku tak mampu melakukannyaDan tak ada seorangpun yang datang untuk memperindah tempat ini.Hujan dan terik matahari, maukah kau memayungi tempatku ini dan menjaga Nisanku agar tidak keropos?? Supaya mereka bisa menandai keberadaanku dengan membaca ukiran namaku pada batu itu.Rumput – rumput liar, tak bisakah kau hidup ditanah lain selain tempatku? Tak bisakah kau mengerti sedikit saja???Pohon kamboja yang tumbuh rindang diatas sana, maukah kau menggugurkan satu atau dua kelopak – kelopak bungamu untukku? Maukah kau memperindah pusaraku ini??Tak bisakah kalian melakukan semua itu untukku???Karena aku tak tahu harus kepada siapa lagi aku meminta bantuan ini.Tak bisakah kalian melakukan semua itu untukku???Karena aku tak tahu harus kepada siapa lagi aku meminta bantuan iniKarena aku hanyalah raga yang telah matiDan terlupakan oleh segelintir orang – orang diluar sanaYang tidak memperdulikan akuYang berada disini…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar